Teori Konspirasi Pengaruhi Semangat Para Tenaga Medis

by -

DENPASAR- Perihal serius dan menarik tersaji dalam teleconference Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali dengan berbagai pihak di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Denpasar, Sabtu (13/6).

Kepada Gubernur Bali, Wayan Koster dan Ketua Harian GTPP C-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Direktur RSUD Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma menyampaikan aspirasi yang menyita perhatian. “Kami menyayangkan banyaknya masyarakat yang percaya teori konspirasi,” ujarnya. Fakta tersebut ungkapnya memicu turunnya semangat para tenaga medis yang berjuang di garis depan.

“Pendapat itu melecehkan kami yang bekerja di RS karena dianggap mengambil keuntungan dari pandemi ini,” kata Kesuma.

Menurutnya kondisi pandemi membuat tenaga medis bekerja lebih keras dari biasanya karena harus melakukan berbagai persiapan dan menjaga kontak untuk menghindari resiko penularan Covid-19.

Beberapa Direktur RSUD lain mengakui adanya peningkatan transmisi lokal dan perubahan pola serta kondisi pasien yang berbeda. Hal tersebut mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien di Bali.

Menurut tenaga kesehatan di RS Sanjiwani, pasien transmisi lokal yang muncul belakangan ini berada dalam kondisi kebugaran dan usia yang berbeda dengan para PMI. Selain itu, dokter spesialis paru-paru RSUD Wangaya yang merawat pasien transmisi lokal mengatakan sejak bulan Mei para pasien mengalami kondisi yang lebih berat dengan penyakit penyerta.

Meningkatnya volume tes swab juga menjadi masukan para peserta teleconference. Pihak Laboratorium RSPTN UNUD mengaku telah bekerja penuh, termasuk di hari libur dan hari raya guna memenuhi target pemeriksaan sampel yang masuk. Berkat dukungan Pemprov Bali, kapasitas pemeriksaan di RSPTN Unud meningkat dari 180 sampel per hari menjadi 250-270 sampel per hari.

Kabar gembira lain datang dari Bapelkes Provinsi Bali yang mengaku berhasil menyembuhkan pasien Covid-19 melalui pendekatan herbal dan spiritual. Tempat perawatan pasien positif Covid-19 ini rutin memberikan madu kele-kele dan suplemen lain untuk meningkatkan daya imun para pasien.

Selain itu, pasien juga diberikan tirta (air suci, red) yang “ditunas” (diambil) oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Ternyata hal tersebut mampu meningkatkan psikologis pasien yang akhirnya berkorelasi positif pada kesembuhannya.

Beberapa laporan ini menjadi bahan masukan bagi Gubernur Bali selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali. Sebelum mengakhiri pertemuan Gubernur Koster kembali menegaskan agar pimpinan di rumah sakit dan tempat karantina memastikan dan menjaga agar semua petugas medis yang menangani Covid-19 betul-betul dalam keadaan sehat.

“Jadi harus disiplin menggunakan alat pelindung diri dan juga fasilitas lain yang harus digunakan pada saat penanganan Covid-19. Serta mengatur wilayah-wilayah di rumah sakit yang menjadi lintasan penanganan Covid-19 dengan lintasan penanganan pasien yang umum,” pesannya. ( IST )