Pemprov Peduli UMKM, Setiawan: Bos-bos Baru Siap Dicetak

by -

DENPASAR Baliinside.id – Pandemi Coronavirus Disease alias Covid-19 menuntut pemerintah bekerjasama dengan masyarakat. Simbiosis mutualisme penting dilakukan demi kelangsungan hidup bersama. Hal inilah yang ditunjukkan Pemprov Bali.

Sumbangan 103 ribu masker oleh Tim Penggerak PKK (TP PKK) Provinsi Bali ke seluruh kabupaten/kota digarap oleh penjahit lokal Bali. Program Penggak PKK yang dikomandoi Ketua TP PKK Ni Putu Putri Suastini Koster juga berimbas pada masyarakat kecil.

“Secara umum saya menilai baik. Di saat pandemi begini pun Pemprov Bali melalui Dekranasda Bali masih peduli terhadap pelaku UMKM. Terbukti dengan pengadaan masker sepenuhnya diserahkan kepada para penjahit lokal,” ucap founder UD Vicowayan, I Wayan Setiawan, Sabtu (20/6) malam. Secara khusus, Setiawan mengaku pihaknya merasakan “kehadiran” pemerintah.

“Dekranasda Bali melibatkan kami dalam setiap kegiatan dan memfasilitasi semua kendala yang kami alami dalam berusaha. Salah satu contoh adalah kami difasilitasi untuk mendapatkan apoteker dalam rangka pengurusan izin produksi usaha kami. Kami bergerak di bidang Usaha Mikro Obat Tradisional,” paparnya.

Setiawan menekankan Pemprov Bali melakukan upaya optimal terkait UMKM. Khusus bidang yang dilakoninya, pria asal Banjar Tanggayuda, Desa Bongkasa, Badung itu berharap ke depan pemerintah membuka sekolah menengah farmasi khusus. Kehadiran apoteker pada usaha yang digelutinya, terang Wayan membuatnya bisa lebih berkreasi menciptakan suatu produk. Tentunya yang sesuai dengan standar cara pembuatan obat tradisional yang baik.

“Jika kita bisa menghasilkan suatu produk yang sesuai standar, rasa percaya diri itu otomatis akan muncul karena patokannya adalah data, bukan cerita. Misalkan Minyak Melah mengandung 54,41% Asam Laurat. Itu data sesuai hasil uji laboratorium, bukan cerita katanya,” ulasnya.

Setiawan mengaku hikmah positif atau lebih tepatnya manfaat juga diperoleh masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Usahanya yang lancar secara langsung memberi dampak ekonomi yang tak sedikit. “Bahan baku disuplai oleh penduduk lokal. Tenaga kerja juga masyarakat sekitar. UMKM lokal itu industri padat karya. Menyerap banyak tenaga kerja yang kebanyakan bisa mencetak bos-bos baru.


Bandingkan dengan perusahaan besar? UMKM juga sangat terbukti tahan terhadap gejolak baik ekonomi, sosial, politik, maupun virus corona,” terangnya.Di masa pandemi corona, Setiawan menilai perhatian Pemprov Bali kepada sektor UMKM sudah tepat. “Menurut pandangan saya, bila UMKM bisa tumbuh secara masif, maka gejolak sosial, politik, agama, dan sejenisnya bisa ditekan bahkan dibuat tidak ada. Dalam momentum Covid-19 ini, Pemprov Bali saya yakin akan semakin fokus pada sektor UMKM,” ungkapnya. ( IST )