Denpasar, Baliinside.id – Setelah berlangsung selama 8 hari sejak Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi 31 Oktober lalu, perhelatan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II Tahun 2020 akhirnya bakal ditutup Sabtu sore ini (7/11) di Gedung Ksirarnawa, Art Centre Denpasar. FSBJ II yang mengusung tema #BaliArtsVirtual yang dilangsungkan secara virtual melalui kanal YouTube resmi milik Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali ini akan menghadirkan sang penggagas FSBJ Ny. Putri Suastini Koster membacakan puisi diiringi petikan gitar I Wayan Balawan, Dip.Mus.
Ny. Putri Suastini Koster di sela kunjungannya jelang penutupan FSBJ II 2020, Jumat sore (6/11), menuturkan kelahiran Festival Seni Bali Jani bermula dari melihat sedikitnya ruang yang didapatkan buat seni modern baik itu teater, sastra modern, musik dengan segala genre-nya. Jika itu dibiarkan, lama-lama akan terjadi ketimpangan dengan seni tradisi yang sangat disentuh dan diperhatikan.
Sang penggagas FSBJ yang lahir dari seni tradisi adalah seorang penari Bali memahami betul bahwa Bali kuat akan seni tradisi. Tetapi jangan lupa, talenta seni anak-anak kita di semua ranah seni sangat kuat. ‘’Nah ketika ibu masuk mendampingi bapak menjadi Gubernur, ibu mencoba menyampaikan ide itu. Sebagai pemangku kebijakan beliau bersama jajarannya di Pemprov mendukung lahirnya wahana apresiasi seni modern. Selain sebagai jawaban atas konsistensi pemberlakuan Perda Nomor 4 Tahun 2020. Ada dua event besar di Bali yang nantinya di dalamnya itu ada konten-konten yang dikuatkan,’’ tutur seniman multitalenta ini.
Ny. Putri Koster dengan buah karya Trilogi Puisi Merah-nya memaparkan jika Pesta Kesenian Bali melestarikan seni tradisi dengan segala inovasi kreativitas senimannya, sedangkan Festival Seni Bali Jani sebagai wahana apresiasi seni modern yang dapat memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif yang makin menghidupkan kebudayaan Bali di mata dunia menjadi satu peradaban yang dikagumi. ‘’Jangan sampai anak-anak kita justru berkembang pesat di luar daerah, karena tanpa mendapat sentuhan dari pemerintah,’’ tuturnya mengingatkan.
Dua tahun berjalan, FSBJ mendapat perhatian luar biasa dari para seniman. Seperti sang dramawan Putu Satria Kusuma yang suntuk sebagai seorang penulis cerpen, naskah drama dan skenario film yang mencermati FSBJ adalah pagelaran hasil pencapian para seniman modern Bali yang selama berpuluh tahun tidak terwadahi secara adil. Para seniman modern Bali baik dari kalangan seni lukis, patung, sastra, teater, film dan musik yang terbagi dalam tiga genre yaitu modern klasik, modern kontemporer/avant garde dan modern pop mewarnai FSBJ. Ajang ini tak hanya untuk praktisi seni modern, juga untuk para pencatat dan pengamat terhadap seni modern Bali, karena FSBJ adalah pagelaran besar yang menarik untuk diamati dan dicatat oleh para pemerhati dan akademisi.
Kurator FSBJ I Wayan Balawan, Dip.Mus. yang tak pernah lekang mengamati perjalanan FSBJ mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kepada pemerintah yang telah memberikan ruang yang luar biasa pada para seniman walaupun dalam keadaan Covid seperti ini. Para seniman idealis yang kontemporer masih tetap mendapatkan ruang untuk mengapresiasikan karyanya yang luar biasa. ‘’Walaupun Covid, bukan semangatnya berkurang, justru dengan Covid kita jadi tahu banyak Bali punya talenta-talenta videografer yang bagus. Sinematografinya banyak yang bagus-bagus,’’ ucapnya.
Sanggar Rareangon Sejati yang digawangi Lanang Botak tidak menyangka setelah lebih dari 8 tahun tidak manggung bisa mengisi acara evet penutupan FSBJ II. Di acara penutupan ini akan dimeriahkan konser music, perfoma Bunda Putri dan Balawan, dan endingnya sajian bartender kolaborasi dengan DJ dan perkusi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr I Wayan ‘Kun’ Adnyana, SSn, Sn, mengatakan FSBJ II mengusung tajuk utama ‘Candika Jiwa: Puitika Atma Kerthi’, yang bermakna semesta kreativitas terkini dalam ‘mencandikan’ jiwa, spirit, taksu, atau ide-ide cemerlang. Menampilkan berbagai kegiatan seni meliputi Pawimba (Lomba), Adilango (Pergelaran), Megarupa (Pameran), Timbang Rasa (Serasehan), Beranda Pustaka (Bursa Buku), dan Penghargaan Bali Jani Nugraha. Diikuti oleh 45 sanggar/yayasan/komunitas seni se-Bali dengan melibatkan sekitar 1.000 seniman dan pekerja seni.
Pada acara penutupan, selain dimeriahkan konser music, permofa Bunda Putri dengan Balawan dll, akan diserahkan 10 penerima penghargaan Bali Jani Nugraha. Penganugerahan ini didedikasikan kepada mereka yang telah berkontribusi atas capaian-capaiannya baik di dunia kritik, apresiasi maupun kekaryaan seni-seni modern. Ada juga karya inovatif yang lain. Penyerahan penghargaan pemenang hasil lomba dari 8 jenis lomba yang diselenggarakan. ‘’Di event ini menjadi pembuktian sekaligus momen untuk kita mencatat bahwa seni virtual telah lahir di Bali. Dulu tidak ada bayangan ada seni virtual nah Bali melalui Festival Seni Bali Jani bahwa kita memiliki genre seni baru yakni seni virtual,’’ terangnya seraya pada penutupan akan diluncurkan tema FSBJ tahun depan. (*)