Baliinside.id, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster beserta Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati memberikan keterangan pers seusai Rapat pembahasan Dampak Covid-19 Terhadap Masyarakat dan Dunia Usaha di Gedung Gajah, Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar pada Senin (13/4) siang.
Dalam pemaparannya, upaya penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19 yang dilakukan Gubernur sejak awal sangat terencana matang dan terukur. Sehingga jumlah korban meninggal positif Covid-19 Bali tidak bertambah sama sekali dalam beberapa minggu terakhir. Meski angka positif Covid-19 meningkat, namun kasus yang muncul lebih banyak dari impotered case. Sedangkan penularan dari transmisi lokal sangat minim atau terbilang landai. Salah satunya dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang juga telah ditangani secara baik melalui berapa upaya yang disiapkan Gubernur.
Menurut Gubernur Koster, Pemerintah Provinsi Bali tidak bisa menolak dan wajib menerima PMI dan ABK yang dipulangkan karena kebijakan Negara tempatnya bekerja. Namun untuk mencegah penularan Covid-19 PMI dan ABK ini harus melalui protocol kesehatan saat tiba di Bali.
“Kita tidak bisa menolak orang yang datang (PMI/ABK) ini karena mereka adalah warga Bali, yang terpaksa dipulangkan akibat kebijakan negara tempatnya bekerja. Kita sebagai pemerintah wajib menerima,” ujar Gubernur Koster.
PMI/ABK yang datang, diwajibkan melakukan rapid test meskipun sudah mengantongi health certificate. Jika hasil tes negatif, maka mereka akan mealukan karantina mandiri di rumah. Namun jika hasilnya positif dan dalam kondisi fisik yang sehat akan diarahkan ke tempat karantina. Sedangkan mereka yang mengindikasikan gejala gangguan kesehatan/sakit, langsung diarahkan ke RS PTN Unud atau pun RS Sanglah.
“Yang hasilnya negative maka yang bersangkutan bisa dipulangkan namun wajib melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing yang diawasi oleh desa adat secara ketat. Karantina di masing-masing desa, selain diawasi oleh desa adat juga dibantu Satgas Gotong Royong Desa Adat. Juga sedang dipertimbangkan, semua yang baru datang akan dikarantina di satu tempat. Tidak lagi ke wilayah masing-masing, meskipun hasil tesnya negative,” ujar pira yang juga merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Penanganan pasien yang positif, secara umum sudah sangat baik, baik di RSUP Sanglah maupun RS PTN Unud. Bahkan saat ini RS PTN Unud sudah menjadi pusat penanganan covid-19 di Bali, dengan 97 tempat tidur dan sudah mulai digunakan. Dengan demikian nantinya jika ada yang positif, akan langsung diarahkan ke RS PTN Unud, tidak ke RS-RS Rujukan di daerah lagi. Hal ini dapat meminimalisir penyebaran, lebih bisa dikendalikan sehingga tidak menyebar ke kabupaten/kota.
Jika kita ikuti perkembangan Covid-19 di Bali, yang positif sampai saat ini 51 orang datang dari PMI/ABK, 13 orang terinfeksi di daerah lain di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya, dan hanya 8 orang yang terjangkit di Bali (transmisi lokal). Jadi sebenarnya tingkat penularan secara transmisi lokal di Bali relatif ‘landai’.
“Tolong digaris-bawahi, bahwa pertambahan jumlah yang positif belakangan ini kecenderungannya adalah imported case, datang dari luar Bali. Hanya 8 yang transmisi lokal. Pasien yang meninggla juga 2 orang, bersyukur sampai saat ini tidak ada penambahan. Artinya, penanganan Covid-19 di Bali ini baik. Bisa dibandingkan dengan daerah lain,” katanya.