Baliinside.id, Denpasar – Pembangunan Dermaga Cruise Benoa diharapkan tak hanya mampu menujang infrastruktur prioritas sektor pariwisata Bali, namun pula memberi peluang bagi UMKM lokal dengan memberi ruang sebagai tempat untuk memamerkam sekaligus memasarkan berbagai aneka produk mereka.
Hal ini disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat mendampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir meninjau rencana pembangunan Dermaga Cruise Benoa, Denpasar, Kamis (28/11).
“Dengan dibangunnya pelabuhan tentu ada prospek baru bagi sektor perdagangan. Di sinilah kami berharap UMKM dan pengusaha lokal bisa berperan. Disediakan ruang bagi mereka untuk mengembangkan usahanya, yang akan berimplikasi pada perekonomian masyarakat Bali,” kata Gubernur Koster.
“Dan produk utama yang kita promosikan tentunya produk lokal, hasil kerajinan yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat Bali. Itulah nilai jual kita. Kalau yang kita pasarkan produk lain, tentu sudah ada di negaranya masing-masing. Ini salah satu pintu masuk wisatawan, jadi harus bisa menjadi etalase yang mewakili Bali,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng ini sembari menjelaskan hal tersebut berkaitan dengan jangka waktu tinggal wisatawan penumpang kapal cruise yang rata-rata hanya berlabuh sekitar 8 jam, sebelum bertolak ke lokasi berikutnya.
Gubernur Koster menyebutkan, seandainya setiap penumpang cruise bisa memperpanjang waktu singgahnya hingga menginap di Bali, tentu akan menjadi sumber pendapatan yang besar bagi Bali.
Sementara itu, Menteri BUMN RI Erick Thohir saat diwawancara awak media di sela-sela peninjauan menjelaskan, tingkat kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Bali telah mencapai 24,7 juta orang, dan berikutnya ditarget mencapai 37 juta orang. Sehingga harus didukung fasilitas transportasi yang memadai, salah satunya melalui jalur laut. Yakni kapal cruise. Rencana pembangunan dermaga cruise Benoa merupakan salah satu pendukung pencapaian target tersebut.
Oleh karena itu, dirinya mengaku berusaha mengkaji ulang penataan lingkungan pada rencana pembangunan dermaga tersebut, yang berorientasi pada perencanaan jangka panjang.
“Saya ingin rencana pembangunan ini ditata ulang, masterplan pembangunan harus memikirkan kondisi hingga sepuluh tahun ke depan. Jangan sampai berpikirmasa jabatan menteri hanya lima tahun, sekarang dibangun nanti dibongkar atau dipindah-pindah lagi. Harus direncanakan dengan matang, jangan sepotong-potong,” tegas Erick Thohir.
“Tolong perhatikan lagi, seperti akan dibangunnya dermaga cruise yang berdampingan dengan dermaga ikan dan juga stasiun BBM. Ini tentu bisa berefek negatif. Wisatawan yang baru turun sudah disuguhi bau ikan, tumpukan container, bau bahan bakar dan sebagainya. Ini harus dipetakan ulang pemanfaatan lokasinya, dibangun terpisah. Kalau cruise harus diutamakan viewnya harus cantik, yang lain kalau bisa kita bangun agak di belakang,” pinta Menteri yang baru dilantik sekitar sebulan ini.
Walaupun dibangun terpisah, ia berharap sektor lainnya bisa mendukung keberadaan dermaga cruise. Seperti adanya dermaga ikan, bisa menjadi pusat wisata kuliner bagi wisatawan yang ingin memanfaatkan waktunya.
“Seperti halnya di Jepang, di Seoul atau Busan yang terdapat dermaga ikan. Nanti bisa dibangun pusat kuliner seperti di sana. Jadi wisatawan bisa memilih ikan segar, langsung diolah entah digoreng, dibakar dan sebagainya untuk langsung disantap. Tentu ini akan bagus, jadi wisatawan tidak hanya jalan-jalan melihat pemandangan,” ujarnya
“Harus benar-benar diperhatikan pemanfaatan ruang dan penataan lingkungannya. Bisa dibangun juga one stop mall yang tersedia berbagai produk untuk langsung disantap, dipakai, maupun untuk oleh-oleh. Ada coffee shop misalnya bagi wisatawan yang ingin ngopi. Jalur yang sudah ditata bisa dimanfaatkan sebagai jogging track, dan apabila ada wisatawan yang ingin berkunjung ke kota harus juga didukung sarana tranportasi yang terintegrasi,” imbuhnya.
Sepakat dengan ide Gubernur Koster, Erick Thohir pun mendukung keberadaan pelaku UMKM, pengusaha dan produk lokal sebagai pelaku dan produk yang dipasarkan di lingkungan dermaga cruise nantinya.
“Saya setuju dengan Bapak Gubernur dan akan kami dukung, di sini harus dilibatkan UMKM lokal. Semisal sebagai supplier dan sebagainya, jangan semuanya dari BUMN. Dan produk yang dipasarkan harus produk lokal. Bukan anti produk asing, tapi harus ada keberpihakan,” pungkasnya seraya meminta pihak Pelindo III untuk melakukan survei jumlah cruise yang bersandar setiap harinya serta jumlah wisatawan yang ditampung, sehingga pembangunan bisa direncanakan lebih detail.
Menindaklanjuti peninjauan hari ini, Erick Thohir mengaku akan segera melaksanakan rapat yang melibatkan seluruh stake holder terkait, baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupateb/kota, BUMN, lembaga dan sebagainya untuk membahas final rencana pembangunan tersebut.