DENPASAR- Festival Seni Bali Jani yang digelar perdana tahun 2019 oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Bali menuai apresiasi banyak pihak. Program “progresif” yang dicetuskan Gubernur Bali Wayan Koster ini dinilai memberi angin segar bagi geliat dan kegiatan kesenian modern di Pulau Dewata. Tak hanya sastra, melainkan juga teater, seni rupa, dan jenis kesenian lainnya. Termasuk kesenian tradisional.
“Tentu tak lain dan tak bukan ini semua merupakan imbas positif dari ide-ide Ibu Gubernur Bali yang merupakan istri dari Bapak Wayan Koster. Ibu Ni Putu Putri Suastini Koster merupakan salah satu seniman kebanggaan Bali. Beliau begitu mencintai dunia seni, khususnya sastra. Namun, tetap mengangkat potensi seni tradisi,” ucap Dr. Anak Agung Putu Sugiantiningsih, SIP,.M.AP, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISPOL) Wira Bhakti Denpasar, Selasa (23/6).
Gek In- panggilan akrab Anak Agung Putu Sugiantiningsih- menekankan kepedulian Pemprov Bali sangat konsisten. Dibuktikan dengan beberapa kali kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemprov Bali. Pesta Kesenian Bali juga memberikan ruang lebih luas bagi penggiat seni yang tidak itu-itu saja. “Menampilkan kolaborasi sastrawan-sastrawan muda Bali, baik pembacaan puisi maupun apresiasi sastra lainnya. Tak hanya itu, beberapa hari-hari besar bersejarah juga dirayakan di Taman Budaya Art Center, khususny Ardha Chandra. Ini peristiwa langka,” ungkap pengelola Sanggar VOC Production Denpasar itu.
Kolaborasi Putri Suastini Koster merangkul para seniman lintas genre dan usia juga diapresiasi Gek In. Menariknya, Festival Seni Bali Jani yang dikemas berupa lomba-lomba seni modern juga merangkul siswa-siswi seluruh Bali dari tingkat sekolah dasar hingga komunitas umum dan perguruan tinggi. “Yang paling mengesankan Festival Seni Bali Jani menghadirkan lomba drama modern yang sudah lama dinanti-nanti oleh para pecinta sastra di Bali. Lomba drama modern yang menguras pembiayaan besar ini sempat distop. Antara lain item lomba drama modern dalam Pekan Seni Remaja (PSR) Kota Denpasar,” terangnya.
Kegiatan Bulan Bahasa Bali juga menjadi nilai plus Pemprov Bali di era kepemimpinan Koster dengan visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Sayangnya, pandemi covid ini datang ke Bali dan cukup lama akan transit di sini. Yang jelas ini tidak menyurutkan semangat para seniman dan sastrawan Bali tetap untuk berkarya,” tegasnya. Lebih lanjut, Gek In juga memuji ajang pentas virtual yang juga digagas Pemprov Bali. Salah satunya pagelaran bertajuk Bung Karno dan Bali. ( IST )