Wagub Cok Ace Bicara Tentang Pemulihan Pariwisata dan Perekonomian Bali

by -

Denpasar, baliinside.id – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati kembali didaulat sebagai Keynote Speaker pada acara Seminar Internasional “Economic Outlock Strategies in The Face of a Global Economic Regression” bertempat di Universitas Warmadewa-Denpasar, pada Jumat (18/11).

Dalam paparannya Wagub Cok Ace mengatakan bahwa Pandemi COVID-19 yang melanda dunia telah memberikan dampak signifikan pada perekonomian global. Pandemi ini telah menjangkit 640 juta jiwa dan menelan lebih dari 6,6 juta jiwa di seluruh dunia.

“Dunia belum pernah menghadapi disrupsi sedahsyat ini sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi global terhambat karena beragam kebijakan karantina dan pembatasan sosial untuk mengendalikan penyebaran virus. Namun, kita perlu bersyukur karena penyebaran kasus infeksi telah berangsur dapat dikendalikan. Hal ini seiring dengan keberhasilan program vaksinasi massal dan peningkatan kinerja sistem kesehatan public,” ungkapnya.

Belum tuntas masalah pandemi COVID-19, kini dunia harus menghadapi tantangan lainnya yang tak kalah pelik. Perang antara Ukraina dan Rusia telah menimbulkan perlambatan ekonomi global akibat ketidakstabilan harga energi. Krisis energi di Eropa kemungkinan besar akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan jika perang ini tidak segera menemukan resolusi damai.

Selain berdampak pada kehidupan masyarakat Eropa, krisis energi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ketika daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih dari pandemi, kini mereka harus berhadapan dengan meningkatnya harga barang-barang pokok akibat kelangkaan energi dan disrupsi perdagangan. Hal ini tentu harus menjadi perhatian serius kita bersama.

Sebagai tujuan wisata dunia, Bali mengalami dampak terburuk karena jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali pada tahun 2020-2021 mengalami penurunan hampir 100 persen. Penurunan sektor pariwisata sangat mempengaruhi perekonomian Bali, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bali menurun menjadi -9,31% (peringkat 34 dari 34 provinsi di Indonesia) dan pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Bali mulai membaik meski masih di angka -2,47% (masih peringkat 34).

Sejak Bulan Maret 2022, kondisi persebaran COVID-19 di Bali dan Indonesia sudah berangsur membaik, aturan perjalanan internasional pun menjadi semakin mudah. Penerbangan Internasional langsung menuju Bali mulai beroperasi. Hal tersebut berdampak pada kunjungan wisatawan yang semakin meningkat. Seiring dengan hal tersebut, perekonomian Bali juga turut meningkat. Pada triwulan III tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Bali meningkat sebesar 8,09%, sebuah prestasi yang membanggakan.

Meski demikian, Bali tidak boleh terlena dengan pencapaian ini. Tantangan potensi resesi global masih harus dicermati dan ditangani dengan seksama. Pemerintah Bali sadar sepenuhnya bahwa pulau ini tidak boleh hanya bergantung pada sektor pariwisata semata. Untuk itu, perekonomian Bali juga harus didukung dengan penguatan sektor ekonomi lainnya. Data Bank Indonesia mencatat bahwa 14 dari 17 sektor lapangan usaha di Bali mengalami pertumbuhan positif sepanjang tahun 2022. Adapun 3 sektor lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi (35.37%), penyediaan akmamin (25,69%), dan pengadaan listrik (22,46%).

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV tahun 2022 diperkirakan tumbuh kuat, meski sedikit melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Adapun beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan ini adalah Penyelenggaraan KTT G20, Peningkatan jumlah dan frekuensi penerbangan langsung internasional menuju Bali, Proyek pembangunan infrastruktur pemerintah dan Digitalisasi ekonomi pada sektor pariwisata dan perdagangan.

Dengan mengedepankan enam sektor tersebut, Ekonomi “Bali Kerthi” akan mewujudkan perekonomian pulau Bali yang selaras dengan alam, bertumpu pada sumber daya lokal, menjunjung tinggi kearifan lokal, ramah lingkungan, berorientasi pada kualitas, serta mampu meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan keberlanjutan.

Tidaklah cukup untuk bangkit dan pulih seperti keadaan Bali seperti sedia kala. Mengupayakan pola perekonomian yang lebih tangguh adalah hal yang sangat penting. Selain industri pariwisata sebagai sektor unggulan Bali, sektor pertanian dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) harus dipilih sebagai sektor pendukung yang tak kalah penting. Bali juga memiliki potensi seni berkualitas tinggi karya para pelukis, pematung, dan maestro lainnya. Dengan kata lain, Bali dapat mengembangkan tidak hanya pariwisata, tetapi juga sektor pertanian, industri kreatif, dan UMKM.

Dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi Bali, terdapat beberapa rekomendasi yang perlu diupayakan oleh semua pihak. Rekomendasi tersebut yakni: Mendorong peningkatan daya saing penyelenggaraan MICE melalui insentif dan paket wisata yang menarik. Meningkatkan promosi untuk membuka jalur penerbangan langsung menuju Bali.

Pengembangan Bali sebagai destinasi wisata baharí dan kerjasama pariwisata dengan skema Bali and Beyond. Peningkatan kapasitas ekspor komoditas unggulan Bali, seperti kerajinan tangan dan perikanan. Mendorong keberlanjutan program diversifikasi ekonomi, terutama di sektor pertanian dan Peningkatan program pengendalian inflasi untuk menjaga kestabilan daya beli masyarakat melalui program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif).

Seluruh langkah pemulihan ekonomi Bali ini harus melibatkan pemangku kepentingan lainnya, mulai dari swasta hingga kelompok masyarakat. Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen penuh untuk senantiasa memberikan dukungan berupa regulasi, stimulus, peningkatan kapasitas, dan perluasan potensi pasar bagi ekonomi Bali. Perekonomian Bali harus menjadi lebih tangguh dari sebelumnya agar tidak begitu tertinggal ketika resesi ekonomi terjadi.

“Kami sadar sepenuhnya bahwa kondisi ekonomi global saat ini saling terhubung satu sama lain. Sehingga, pelemahan ekonomi di satu negara akan berdampak pada negara lainnya. Oleh sebab itu, upaya untuk memulihkan dan meningkatkan ketangguhan ekonomi harus dilakukan oleh semua negara. Di sisi lain, upaya menstabilkan ekonomi secara domestik juga akan akan berdampak bagi negara lain. Saya berharap apa yang dilakukan Bali dapat berkontribusi pada ekonomi global yang lebih tangguh”, pungkas Wagub Cok Ace.

Sementara itu Rektor Universitas Warmadewa menyampaikan bahwa kegiatan seminar yang digagas oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unwar ini sebagai merupakan rangkaian dari peringatan HUTnya, juga sangat dirasa penting dalam menghadapi perkembangan ekonomi saat ini. Ekonomi global yang berjalan sangat dinamis merupakan suatu hal yang harus menjadi perhatian kita bersama, terlebih dampak yang ditimbulkan oleh perang antar Ukraina dan Rusia, yang akan berdampak pada krisis pangan dan isu resesi tidak bisa dielakan. Untuk itu, diharapkan Seminar Internasioanal yang menghadirkan beberapa narasumber yang expert dalam bidangnya, dapat mememberikan kita pencerahan dalam menghadapi ekonomi global.