MANGUPURA- Selalu ada peluang survive atau bertahan di masa pandemi Covid-19 bila kita mau mencoba. Peluang inilah yang ditawarkan Desa Adat Padang Luwih bagi warganya yang mengalami pemutusan hubungan kerja alias di-PHK. Bendesa Adat Padang Luwih, Ketut Oka Sudana mengaku sedang bersiap memberikan kesempatan bagi krama setempat untuk berjualan di areal depan Pura Desa Adat Padang Luwih.
“Bisa menjual sayuran, sembako, aneka banten seperti ceper, canang, dan sejenisnya. Intinya semua potensi yang dimiliki masyarakat Desa Adat Padang Luwih. Kita akan fokuskan di sini (areal depan pura, red). Bila ada krama yang ingin membeli sarana upacara atau bebantenan bisa membeli dari warga kami. Sehingga tidak perlu keluar membeli banten (sarana upacara, red),” urainya.
Untuk program pemberdayaan 30 orang krama istri Desa Adat Padang Luwih di bidang UMKM, Sudana mengaku pihaknya diwadahi oleh WHDI, wanita hindu dharma Indonesia. Banjar-banjar mengirimkan perwakilan masing-masing 5 orang. Kelompok ini dikoordinir oleh pengurus WHDI tingkat desa.
Agar survive ke depan, terang Sudana WHDI membimbing para ibu rumah tangga untuk memanfaatkan pekarangan sesuai dengan gerakan Hatinya PKK yang dikomandoi Ibu Gubernur Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster. Hatinya PKK merupakan singkatan dari halaman, asri, teratur, indah, dan nyaman. Melalui program ini diharapkan masyarakat dapat secara sadar mengelola pekarangan atau halaman rumahnya agar asri, teratur sehingga menciptkan kenyamanan bagi penghuninya.
“Program ini akan dibuka WHDI sekitar bulan Agustus 2020. Kita berencana buka gerai UMKM sebanyak 5 blok. Semoga setelah dibuka nanti warga tergerak hatinya untuk meblanja di nyama pedidi,” tandasnya. ( IST )