Baliinside.id, Denpasar – Pulau Bali yang memiliki sebutan sebagai Pulau Dewata, dikenal dengan keramahtamahan warga serta kharisma budaya dan keseniannya. Hal ini membuat Pulau Bali menjadi daya tarik para wisatawan mancanegara.
Namun dewasa ini, seni lukis atau seni rupa mulai ditinggalkan, terutama oleh para perupa perempuan. Untuk itu, diperlukan suatu wadah yang bisa mengayomi para perupa perempuan di Bali sehingga karya-karya yang mereka miliki mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya para wisatawan, sehingga karya para wanita hebat ini bisa mendunia. Demikian diungkapkan Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Koster saat membuka Pameran Perupa Perempuan Bali Ke-3 “Sesananing Luh” di Gedung Kriya, Taman Budaya “Art Center “, Denpasar pada Rabu (20/11).
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi pemeran perupa perempuan Bali ini dapat terselenggara ketiga kalinya. Ini merupakan suatu wadah bagi perempuan kita yang memiliki potensi dalam bidang seni rupa. Saya harap suatu saat nanti karya mereka bisa mendunia, sehingga para perupa mancanegara mengakui bahwa perupa perempuan bali memiliki karya yang patut dibanggakan,” ujar Istri Gubernur Bali tersebut.
Lebih lanjut, Ny Putri Koster yang juga memiliki talenta di dunia seni mengatakan bahwa saat ini di Bali memiliki dua event besar yang mewadahi para seniman, yaitu Pesta Kesenian Bali yang difokuskan pada seni tradisi dan Festival Seni Bali Jani yang dilahirkan pada tahun ini, memfokuskan pada seni modern kontemporer.
Jadi menurut wanita yang akrab disapa Bunda Putri, para perupa dapat berekspresi pada pemeran Festival Seni Bali Jani. “Saya harap dua event besar ini dapat semakin memberikan ruang kepada para seniman kita di Bali untuk lebih berekspresi dan mengembangkan karya-karyanya sehingga kelestarian seni dan budaya Bali dapat kita jaga secara konsisten di tengah gempuran globalisasi saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Taman Budaya Denpasar I Made Suarja sebagai leading sektor kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih pada para kurator yang sudah mengemas kegiatan pameran secara apik. Ia berharap acara ini, selain dapat memberikan ruang terhadap para perupa perempuan, juga sebagai ajang motivasi bagi para generasi perempuan muda untuk membangkitkan seni rupa di Bali. “Saya ingin muncul motivasi dari kaum perempuan bahwa pelukis tidak hanya untuk laki-laki melainkan juga untuk kaum perempuan,” ucapnya.
Di samping itu, Kurator Pameran Perupa Perempuan Bali Bakti Wiyasa melaporkan bahwa dalam even ketiga ini pihaknya mengangkat tema “Sesananing Luh” atau dharma mulia lelaku perempuan Bali, yang menampilkan 23 perupa perempuan Bali. Di mana karya-karya tersebut menampilkan perkembangan seni rupa dari seninlukis Bali Klasik, Seni Lukis Kamasan, Seni Lukis Batuan serta perkembangan kecenderungan seni grafis murni di Bali. Para perupa ini, berlatar belakang dari beragam pendidikan seni rupa akademis dan nonakademis namun intens dalam bekarya dan menunjukan kecenderungan-kecenderungan baru.
“Suasana batin perempuan Bali hadir dalam seni rupa ini, di mana sosok perempuan sebagai ibu dapat memberikan spirit, harapan dan doa bagi seluruh insan didunia. Saya harap ini menjadi inspirasi bagi kita semua,” ujarnya.