Koster Ingin Kereta Api di Bali Bernuansa Lokal dan Ramah Lingkungan

by -

Bali Inside, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster ingin pengoperasian unit dan jalur kereta api di Bali nantinya tetap harmonis dengan alam dan budaya Bali serta ramah lingkungan. 

“Kita ingin desain yang beda, dengan estetika dan ciri khas tersendiri, dengan sentuhan (nuansa, red) lokal. Jadi berbeda dengan daerah lain. Bali ini kecil, tapi selalu dilihat dunia,” ungkap Gubernur Koster dalam Pemaparan dan Diskusi Pembangunan Kereta Api Provinsi Bali di Jayasabha, Denpasar pada Jumat (10/5) sore.

Gubernur Koster melanjutkan, pembangunan kereta api di Bali sebagai perwujudan pembangunan transportasi yang memadai di Pulau Dewata. 

“Bali ‘kan jadi tujuan wisata dunia, jadi sorotan internasional. Sudah sepantasnya punya jaringan transportasi yang memadai,” terangnya. 

Masyarakat pun menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini, merespon baik rencana tersebut. “Respon masyarakat luar biasa untuk rencana pengembangan akses untuk transportasi umum ini,” sebutnya.

Ke depan, Koster menyatakan akan terus mendorong penyempurnaan sistem transportasi di Bali. “Transportasi darat, laut dan udara akan terus disempurnakan selain untuk masyarakat, juga mendukung industri pariwisata di Bali,” ujarnya . 

Selain itu, pemerintah pusat menargetkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 20 juta orang per tahun. Bali sendiri tetap menjadi destinasi wisata unggulan untuk menggaet kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air.

“Dan ini mesti didukung oleh sarana transportasi yang baik,” tegas pria asal Sembiran, Buleleng ini.

Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Gede Pasek Suardika menyatakan dukungannya, bahkan mendorong realisasi pembangunan dan pengembangan kereta api di Bali. 

“Ini juga sesuai amanah Bapak Presiden yang mendorong pembangunan infrastruktur dan konektivitas nasional,” terangnya. 

Ia juga menyarankan agar jalur kereta api nantinya bisa terhubung pula dengan bandara dan pusat-pusat kegiatan lain, sehingga mempercepat akses dan layanan pada masyarakat. ist