Baliinside.id, Denpasar- Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra menerima sejumlah bantuan dari pihak Bank Pembangunan Daerah Bali dan Lembaga Pendidikan Politeknik Negeri Bali. Bantuan berupa masker sebanyak 17.000 pcs, thermogun 10 pcs, baju lapangan 230 pcs, dan wastafel 10 pcs. Total bantuan senilai 162 juta ini diserahkan dalam bentuk barang, dan diterima secara simbolis oleh Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewa Made Indra yang didamping Kepala Pelaksana BPBD Made Rentin, di ruang tamu Sekda, Rabu (29/4).
Sementara bantuan berupa automatic hand sanitizer yang merupakan karya dari mahasiswa Politeknik Negeri Bali sebanyak 3 pcs, hand sanitizer 5 liter sebanyak 10 jerigen, Alat Pelindung Diri (APD) 200 unit, Wastafel 7 set, Thermogun 8 unit, face shield 200 unit, masker 13.000 pcs, slop tangan karet 2000 pcs dan baju pasien 60 set juga diterima oleh Ketua Harian Gugus Tugas Dewa Indra dari Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi.
Bantuan ini akan diserahkan kepada tenaga medis, pasien dan masyarakat yang membutuhkan, tegas Dewa Indra di sela wawancaranya bersama media. Dewa Indra menegaskan bahwa jumlah donasi tidak penting, namun bentuk kepeduliannya yang perlu diapresiasi, dimana makna kesadaran bahwa persoalan covid-19 adalah tanggung jawab bersama. Keyakinan untuk berkerja bersinergi adalah hal yang diperlukan saat ini, karena segala bentuk dari dampak penyeban covid-19 menjadi tanggung jawab semua pihak, mengigat virus ini bukan hanya di rasakan di Bali atau Indonesia saja, melainkan seluruh mahluk di dunia juga merasakannya.
Ditambahkan Dewa Indra bahwa transmisi lokal adalah bentuk atau produk dari ketidakdisiplinan. Menndaklanjuti transmisi lokal di dua kabupaten per selasa kemarin, Dewa Indra selaku Sekretaris Daerah sekaligus Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali memerintahkan Bupati Bangli untuk memantau perkembangan warganya. Untuk mencegah keterlambatan dalam penanganan, Dewa Indra memerintahkan Tim Rapid Tes Gugus Tugas Provinsi untuk melakukan rapid tes di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Bangli.
“Semua warga di banjar tersebut akan di rapid, karena kita semua tidak ada yang tahu siapa yang terinfeksi dan tidak, terutama jika masih ada pekerja migran Indonesia yang datangnya lebih awal (sebelum Provinsi memiliki alat rapid dan melakukan tes) dengan status orang tanpa gejala, ini yang sangat bahaya dan ditakutkan akan semakin menyebarkan penularan yang tidak disengaja, “ imbuh Dewa Indra.
Dalam upaya pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19, Ketua Harian Gugus Tugas Dwa Indra mengajak semua pihak meningkatkan kesadaran diri untuk tetap disiplin dan mengutamakan kesehatan diri, keluarga dan juga lingkungan sekitar.