Baliinside.id, Denpasar – Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo memuji komitmen yang ditunjukkan Gubernur Bali Wayan Koster dalam memajukan sektor pertanian di Bali. Bahkan ia mengatakan mendukung penuh dan berada bersama Gubernur Koster dalam mewujudkan visinya di bidang pangan.
“Rasanya kalau semua Gubernur seperti ini, Indonesia akan cepat selesai ini persoalannya,” kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini. Hal itu diungkapkan Mentan saat menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian dengan Gubernur Bali terkait Komitmen Mendorong Kegiatan Pertanian, Perkebunan dan Peternakan di Bali (Sejuta Ternak Sapi Bali) di Wantilan Kertha Sabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, Sabtu 4 Januari 2020.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT. Bali Sri Organik dengan Big Almond Tree Pty. Ltd. terkait ekspor beras organik ke Australia sebanyak 16 ton. Mentan menyambut positif hal itu. Ia juga meminta jajarannya memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi Bali dalam memenuhi permintaan ekspor ini mulai dari pemilihan bibit dan pupuk yang tepat. “Kami siap mana ada yang mau lagi tinggal ditunjuk oleh Pak Gubernur. Mempersiapkan ini memang harus dari hulu ke hilir,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Mentan, Bali memiliki potensi besar di sector pertanian. Karenanya, ia mendorong pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan kontribusi sector pertanian dari awalnya 11-12 persen menjadi 20-30 persen. Peningkatan tersebut diharapkan akan berdampak langsung terhadap perekonomian dan kesejahteraan warga Bali terutamanya petani. “Nggak ada orang yang nggak butuh makan, nggak ada orang yang tidak butuh sayur, tidak ada orang yang tidak butuh buah-buahan tidak ada orang yang tidak butuh daging,” katanya seraya berharap Bali bisa meningkatkan tiga kali lipat nilai ekspor pertanian dari tahun 2019 senilai Rp 530 Miliar menjadi Rp 1,5 Triliun.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan sektor pangan menjadi prioritas utama dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Sebab pertanian berkaitan dengan kehidupan masyarakat. “Ini harus bisa memberi jaminan dan kepastian untuk bisa dipenuhi agar kehidupan keluarga kami berjalan dengan baik,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Komitmen dan visi misi itu pun sudah dituangkan dalam beberapa kebijakan hukum seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali Perda Nomor 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik. “Pembangunan pertanian organik ini karena kami ingin agar alam manusia dan budaya Bali ini betul-betul sehat dan bersih sebagai bagian dari pada pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurutnya Nilai Tukar Petani yang menjadi barometer kesejahteraan petani di Bali sudah meningkat dari 105 menjadi 107. “Bahkan mau kita dorong lagi Pak supaya nilai tukar petani meningkat,” imbuhnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mendorong ekspor produk pertanian. Sebelum ekspor beras organik ini, Bali sudah berhasil mengekspor 4000 ton manggis ke Tiongkok.
Pada kesempatan ini Menteri Pertanian juga menyerahkan Aplikasi Peta Potensi Ekspor Pertanian Provinsi Bali kepada Gubernur Bali Wayan Koster. Tampak hadir anggota DPD RI Dapil Bali Made Mangku Pastika, Sekjen dan Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian serta Kepala OPD terkait di Provinsi Bali. Hum/Bid