Baliinside.id, Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menerima audiensi Mr. Florian Kitt, Energy Specialist, Energy Division, Southeqst Asia Departmen, Asian Development Bank (ADB) di rumah dinas Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (13/2) pagi. Pertemuan ini terkait Bantuan teknis Program Clean & Sustainable Energy yang akan diberikan kepada Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur Koster menyambut baik bantuan ini karena sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Terlebih saat ini telah dikeluarkan beberapa kebijakan terkait energi diantaranya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih serta Pergub Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
“Kami saat ini sedang menata pembangunan Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Dimana pembangunannya harus ramah lingkungan mengangkat nilai-nilai kearifan local,” kata Koster.
Dalam konteks mandiri energi, Bali harus membangun pembangkit tenaga listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi baik untuk kebutuhan domestik (masyarakat bali) maupun mendukung kebutuhan industri jasa bidang pariwisata.
“Berangkat dari visi itu kita ingin mewujudkan alam yang bersih dan harmonis tentu lingkungan harus bersih, udara harus bersih. Untuk itu kita menerapan kebijakan Bali energi bersih dan mandiri energy. Ini sedang kami sinkronkan kebijakannya dengan pemerintah pusat. Kami mohon dukungan Bappenas. Kami minta pembangkit listrik di Bali tidak lagi boleh menggunakan batubara, harus ramah lingkungan,” ujar mantan Anggora DPR RI itu.
Dengan diterapkannya peraturan tersebut, diharapkan Bali mampu menjadi pelopor penggunaan sarana transportasi listrik berbasis baterai. Sehingga kebutuhan akan energy fosil dapat dikurangi dan diganti dengan energy listrik yang ramah lingkungan.
Sementara, Florian Kitt siap mendukung implementasi dari kebijakan clean energy yang dimiliki Bali. Untuk itu Ia meminta restu kepada Gubernur Bali untuk membantu Bali dalam program energi efisiensi yakni mengganti lampu penerangan jalan umum (PJU) yang konvensional menjadi yang efisien.
“Energi efisiensi adalah pilihan yang paling murah untuk mengurangi emisi. Penggunaan teknologi yang efisien juga dapat mengurangi beban APBD, karena adanya pengurangan konsumsi listrik,” kata Florian.